Tiada seorangpun yang mengerti tentang rasa ini, dan biarkanlah selamanya tetap begini. Tetap menjadi cerita bisu yang hanya aku dan Tuhan yang mengetahuinya.
Mungkin memang inilah yang tebaik dan mungkin memang sudah tertulis untukku mengorbankannya. Meskipun aku tahu hanya rasa sakit yang aku rasakan. Bukan karena aku tak bisa memilikinya, namun karena aku mendustai akan perasaanya karena aku tak ingin ada yang terlukai dalam persahabatanuku ini.
Jadi biarkanlah hanya aku dan dia. Dia sakit karena aku, begitupun aku yang sakit karena kebenciannya. Namun itu akan lebih baik jika mengorbankan senyuman manis sahabatku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar